03 Feb 2025 - roim
Ribuan Kontraktor USAID Diblokir dari Sistem, BHA Terdampak Parah
Dalam perkembangan terbaru, lebih dari seribu kontraktor layanan pribadi (Personal Service Contractors/PSC) di Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) telah diblokir dari sistem agensi. Langkah ini telah menyebabkan kacau di tubuh USAID, terutama di Biro Bantuan Kemanusiaan (BHA), yang merupakan inti dari kegiatan kemanusiaan USAID.
Biro Bantuan Kemanusiaan (BHA) adalah bagian yang paling terdampak oleh pemblokiran ini. Para kontraktor yang bekerja di zona konflik, dari Ukraina hingga Amerika Serikat, tiba-tiba tidak memiliki akses ke sistem agensi, termasuk akses ke kedutaan besar AS dan rekan kerja USAID lainnya. Ini berarti mereka juga kehilangan informasi penting tentang cara meninggalkan pos mereka dan kembali ke rumah.
Seorang pejabat USAID mengungkapkan bahwa seorang staf sedang dalam perjalanan untuk tugas baru di luar negeri ketika aksesnya dipotong secara tiba-tiba. Staf tersebut terpaksa melanjutkan perjalanannya tanpa mengetahui apa yang akan terjadi di tujuan.
Tindakan ini dinilai sangat berisiko bagi keselamatan dan keamanan staf. Seorang pejabat USAID mengatakan bahwa penghapusan dana darurat untuk makanan dan bantuan urgent lainnya oleh Menteri Luar Negeri Rubio adalah “smokescreen and farce” jika tidak ada yang dapat melaksanakan pencairan dana tersebut.
Para kontraktor layanan pribadi (PSC) merupakan bagian inti dari BHA. Mereka bertanggung jawab untuk menciptakan, mengelola, dan mengawasi ribuan hibah untuk lembaga bantuan di seluruh dunia. Mereka juga memimpin tim respons, merencanakan dan menjalankan operasi, serta berkoordinasi dengan mitra dan donor internasional.
Pemblokiran ini mengikuti pemutusan hubungan kerja (PHK) massal kontraktor dukungan institusional, yang sebelumnya membentuk 40% dari tim BHA. Tanpa PSC, BHA tidak dapat beroperasi secara fungsional. Seorang pejabat mengatakan bahwa tanpa PSC, BHA sudah tidak ada lagi.
Pemblokiran ini juga mempengaruhi respons USAID terhadap wabah Ebola di Uganda. Para staf yang bertanggung jawab untuk menangani wabah tersebut juga kehilangan akses ke sistem, yang dapat menghambat upaya penanggulangan krisis kesehatan masyarakat.
Staf USAID yang terkena dampak menggambarkan suasana sebagai “sangat apokaliptik”. Mereka merasa takut, lelah, dan khawatir bahwa tindakan ini akan menyebabkan kematian. Mereka juga sibuk mencetak dokumen pribadi, takut bahwa staf Departemen Efisiensi Pemerintah yang bertanggung jawab untuk membubarkan USAID sekarang memiliki akses ke catatan pekerjaan mereka.
Kontrak PSC mensyaratkan pemberian peringatan 15 hari sebelum cuti atau pemutusan hubungan kerja. Namun, dalam praktiknya, hal ini tidak dipenuhi. Para kontraktor merasa bahwa mereka tidak memiliki akses ke tim SDM yang biasa, sehingga mereka harus berjuang untuk mengetahui siapa yang harus dihubungi dan mengapa akses mereka dipotong.
Sementara itu, Elon Musk, kepala Departemen Efisiensi Pemerintah, terus-menerus men-tweet tentang USAID, menyebutnya sebagai “organisasi kriminal” yang “harus dihancurkan”. Ia juga mendukung defunding agensi tersebut dan mengatakan bahwa USAID “harus ditutup”. Presiden Donald Trump juga memberikan persetujuannya atas langkah ini.
Seorang staf di misi Timur Tengah menggambarkan situasi ini sebagai “sangat menyeramkan”. “Semua orang merasa ini mungkin adalah saatnya. Ini adalah momen yang menentukan bagi masa depan USAID,” katanya.
Pemblokiran ribuan kontraktor USAID dari sistem agensi merupakan bagian dari upaya lebih besar untuk melemahkan kapasitas agensi. Tindakan ini tidak hanya mempengaruhi staf tetapi juga dapat memiliki dampak yang luas pada upaya kemanusiaan global. Dengan keadaan yang semakin tidak pasti, masa depan USAID dan misinya untuk membantu masyarakat di seluruh dunia dipertanyakan.